Isra’ dan Mi’raj

Kisah Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada tahun ke-10 kenabian (sekitar tahun 621 M). Peristiwa ini merupakan perjalanan spiritual yang luar biasa, di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem (Isra’) dan kemudian naik ke langit (Mi’raj) untuk menerima perintah shalat lima waktu dari Allah SWT. Berikut adalah ringkasan kisahnya:

1. Latar Belakang Isra’ dan Mi’raj
– Peristiwa ini terjadi setelah tahun kesedihan (‘Amul Huzn), di mana Nabi Muhammad SAW kehilangan dua orang yang sangat dicintainya, yaitu istri tercintanya, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib.
– Pada masa itu, tekanan dan penindasan terhadap umat Islam di Mekkah semakin meningkat. Isra’ dan Mi’raj menjadi ujian keimanan sekaligus penghiburan bagi Nabi Muhammad SAW.

2. Peristiwa Isra’
– Pada malam hari, Nabi Muhammad SAW dibangunkan oleh Malaikat Jibril dan dibawa dari Masjidil Haram di Mekkah ke ‘Masjid Al-Aqsa’ di Yerusalem dengan menunggang ‘Buraq’, hewan tunggangan yang sangat cepat.
– Di Masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW menjadi imam shalat bersama para nabi dan rasul sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa AS. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin seluruh umat manusia.

3. Peristiwa Mi’raj
– Setelah Isra’, Nabi Muhammad SAW dibawa naik ke langit (Mi’raj) melalui tujuh lapisan langit. Di setiap lapisan, beliau bertemu dengan para nabi:
1. Langit Pertama : Bertemu Nabi Adam AS.
2. Langit Kedua : Bertemu Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS.
3. Langit Ketiga : Bertemu Nabi Yusuf AS.
4. Langit Keempat : Bertemu Nabi Idris AS.
5. Langit Kelima : Bertemu Nabi Harun AS.
6. Langit Keenam : Bertemu Nabi Musa AS.
7. Langit Ketujuh : Bertemu Nabi Ibrahim AS.
– Di Sidratul Muntaha (batas tertinggi), Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT tentang kewajiban shalat lima waktu.

4. Ujian Keimanan
– Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa ini kepada penduduk Mekkah, banyak yang tidak percaya, termasuk sebagian orang Quraisy.
– Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat terdekat Nabi, membenarkan kisah ini tanpa keraguan, sehingga beliau diberi gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan).

5. Hikmah Isra’ dan Mi’raj
– Shalat lima waktu menjadi hadiah terbesar dari peristiwa ini. Shalat adalah tiang agama dan sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Allah SWT.
– Peristiwa ini menguji keimanan umat Islam dan menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang melampaui batas akal manusia.
– Isra’ dan Mi’raj juga menegaskan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan pemimpin seluruh umat manusia.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra’ (17:1) :
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Kisah Isra’ dan Mi’raj mengajarkan tentang kekuasaan Allah SWT, pentingnya shalat, dan keimanan yang teguh meskipun diuji dengan hal-hal yang sulit dipahami oleh akal manusia. Semoga sehat dan bahagia.