Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat mematikan dengan cepat. Namun tidak seperti AIDS yang sangat ditakuti. Padahal penularan difteri lebih cepat dan lebih mudah daripada AIDS. Serta dampak komplikasi yang diakibatkan bisa memunculkan penyakit yang lebih serius. Tetapi mengapa banyak masyarakat yang tidak takut difteri.
Sejak era reformasi, banyak masyarakat yang merasa ‘bebas’ yang seakan berani menentang terhadap kebijakan sesuai dengan nuraninya sendiri. Termasuk dalam hal program imunisasi, tidak sedikit para ibu menolak pemberian imunisasi terhadap putra putrinya yang telah dijadwalkan Dinas Kesehatan atau Pemerintah dengan berbagai alasan.
Salah satu dampak dari imunisasi yang tidak merata yang karena ditolak sebagian warga, bisa mencuat KLB difteri seperti saat ini. Karena beberapa warga lemah terhadap serangan difteri, maka penyakit yang mestinya bisa dicegah dengan imunisasi ini bisa merebak dan melumpuhkan warga. Kita harus berfikir luas atau komprehensiv. KLB difteri yang ‘cukup mengerikan’ ini, akan menyedot anggaran yang begitu banyak untuk prosedur terapi penyakit ini termasuk recovery. Belum lagi kalau terjadi komplikasi terutama ke jantung. Walaupun penderita difteri bisa sembuh, akan menyisakan cacat pada jantungnya yang merupakan bom waktu bagi kesehatannya pada masa yang akan datang.
Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DTP. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
Vaksin DTP termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal.
Apabila imunisasi DTP terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari awal. Bagi anak di bawah usia 7 tahun yang belum melakukan imunisasi DTP atau melakukan imunisasi yang tidak lengkap, masih dapat diberikan imunisasi kejaran dengan jadwal sesuai anjuran dokter anak Anda. Namun bagi mereka yang sudah berusia 7 tahun dan belum lengkap melakukan vaksin DTP, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap untuk diberikan.
Imunisasi tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup. Semoga kita selalu sehat.
Oleh : dr. A. Budhy K.