EMPATHIKU UNTUK SELURUH NAKES DAN PEGAWAI PUSKESMAS SE INDONESIA

Oleh: Muh.Jamaludin Ahmad.

Sebagai ketua LazisMu di sebuah rumah sakit Muhammadiyah, saya harus selalu mengupayakan agar pentasyarufan zakat, infaq dan shodaqoh dari lazismu tepat sasaran. Ketika kami rapat untuk memberikan bantuan APD, pengurus lazismu memasukkan PUSKESMAS termasuk yang harus diberi bantuan. Saya kaget karena PUSKESMAS adalah institusi layanan kesehatan milik pemerintah yang seluruh sarana dan prasarananya serta anggarannya menjadi tanggung jawab pemerintah.lha kok akan diberi bantusn dari lazismu? Namun setelah mendengarkan penjelasan pengurus lazismu sekaligus perawat di rumah sakit kami saya mengalami kaget yang kedua. Ternyata temen temen dokter, perawat, bidan dan nakes lainya di puskesmas itu bekerja dengan sarana prasarana, alkes dan APD seadanya yang sangat beresiko bagi jiwa dan raga mereka. Rata rata (bahkan hampir semua Puskesmas) memiliki nasib yang sama. Saya mengalami kaget yang ketiga. Mengapa? Saya kemudian teringat anggaran pemerintah sebesar 400 triliun lebih untuk penanganan covid-19. Kalau kondisi Puskesman seperti itu berarti dana itu tidak ada peruntukan puskesmas atau belum sampai ke puskesmas. Kami berharap kepada pemerintah untuk memberikan perhatian yang serius kepada puskesmas dalam penanganan covid 19. Jangan sampai mereka perang melawan covid-19 dengan alkes dan APD yang tidak memadai.

Keponakan saya seorang bidan, Bu Bidan Nana Wahyuning yang bekerja di sebuah PUSKESMAS. menulis di fbnya sebuah kisah nyata sebagai berikut:

…….Ini mewakili temen2 semua yang bertugas di puskesmas.Bpk Ibu Yang Terhormat

Tahukah Anda apa kerja kami karyawan Puskesmas????

Kami berada garda terdepan yang paling depan, yang sangat depan bersentuhan langsung dengan masyarakat, kami melayani tanpa mengetahui status dari pasien yang datang, apakah dia OTG, ODP, PDP, TTG atau mungkin Confirmed Positif Covid kami tetap melayani.

Kamilah yang menapis mereka mana yang harus kami rujuk mana yang hrs isolasi mandiri

Tahukah Anda proses merujuk bukan seperti membalikkan telapak tangan, tapi kami Puakesmas yang mengerjakan dengan APD seadanya.

Kami karyawan Puskesmas yang melakukan Tracing apabila RS mengabarkan ada kasus positif, siapakah yang turun ke tengah-tengah masyarakat untuk melacak.

Bukan petugas RS tapi kami karyawan Puskesmas, ini bukan hal yang mudah, penolakan, kegelisahan, kemarahan masyarakat harus mampu kami hadapi

Setelah tracing tugas kami tidak cukup sampai disitu, Penyelidikan Epidemiologi masih terus berlanjut, identifikasi kontak erat, pemeriksaan Rapid/PCR, pemantauan isolasi mandiri, dan sederet tugas lainnya

Sudah cukupkah tugas kami? tidak sama sekali tidak, tugas dari berbagai program, harus jaga check point, pencatatan pelaporan, data yang tiada henti diminta dari sana sini. Belum lagi membangun pemberdayaan masyarakat, kerjasama lintas sektor, dan sederet tugas yang tidak bisa disebut satu persatu.TOLONG jangan lemahkan kami dengan komentar yang menyakitkan

Kami memang tidak tampil di Televisi, Medsos dengan baju APD yang mentereng dan mahal, Kami Puskesmas, tapi KAMI ada melayani dengan seluruh jiwa raga kami, walau KAMI tak terlihat tapi kami ada ditengah-tengah masyarakat

Untuk semua sejawat yang bekerja di garis terdepan….tetap semangat dan sehat ‘ ..

Masih kurang apalagi ya tugas PUSKESMAS ???vvvv……..

Tulisan Bu Bidan ini sangat menyentuh emosi dan nurani kita. Bagi para  “Psychopath” ketika ada dokter, bidan, perawat dan nakes lain mengungkapkan apa yang terjadi dan dialami oleh mereka dalam perang melawan covid di Puskesmas dan di rumah sakit rumah sakit maka mereka akan komen “….. ITU RESIKO PEKERJAAN …GAK USAH MENGELUH…”.

Sedih kan? Orang psychopath seperti ini ternyata banyak yang bermunculan saat ini. Teriak teriak Indonesia harga mati……tetapi ketika diminta donasinya utk NKRI maka ia sembunyi atau donasi basa basi. Memang itulah kenyataan yang terjadi di NKRI yang hebat dan besar ini. Yang terus percaya diri menambah utang hingga ribuan triliun, yang terus percaya diri menaikkan tarif listrik, yang dengan baik hati menaikkan premi BPJS, yang berbaik hati berdamai dengan covid 19 saat wabah ini sedang semakin meninggi kurvanya, yang berbaik hati membiarkan moda transportasi bebas operasional kembali dst.

Setelah mengetahui kondisi rata rata puskesmas seperti ini maka usulan temen temen pengurus lazismu untuk memberikan bantuan ke Puskesmas kami setujui. Teruslah berjuang seluruh sahabat sahabatku di PUSKESMAS SELURUH INDONESIA. Semoga Allah Swt.selalu memberikan perlindungan, sehat wal.afiat.

(Cepu, 28 Ramadhan 1441 H/ 21 Mei 2020)