INTROSPEKSI UNTUK BERTAHAN HIDUP

Sudah tiga bulan melaksanakan protokoler dinas kesehatan dalam mencegah covid 19 yaitu dengan lebih sering cuci tangan bila pegang atau beraktivitas, menggunakan masker setiap pergi keluar rumah, bertahan dirumah, jaga jarak dan menghindari keramaian. Tahapan demi tahapan disiplin tersebut sudah diterapkan dan menjadi budaya bagi individu. Dampak dari virus ini begitu merisaukan bagi keluarga yang ekonominya paspasan. Karena biaya hidup yang tidak pasti ada dan kebutuhan sehari hari bertambah 3 kali lipat dari kebutuhan harian biasa. Keluarga berkumpul di rumah dan melakukan aktifitas dirumah mungkin rasa lapar, ngemil, penggunaan HP yang berlebihan dan kebutuhan lainnya yang mengeluarkan kocek saku semakin dalam dan itupun belum tentu ada. Apalagi saat ini sudah 10 hari menjalani ibadah puasa Ramadhan, ini merupakan bulan yang penuh introspeksi diri, karena bulan ramadhan sebelumnya yang penuh dengan keramaian dipusat perdangangan mall, pasar, pedagang kaki lima hingga saat ngabuburitpun tak pernah sepi dari mulai discount harga pakaian dan alat2 dapur, barang elektrikpun di tawarkan mulai potongan 20%, 50% hingga 75 % siap menanti. Akan tetapi di saat pendemi covid apakah masih keinginan memenuhi gaya hidup yang berlebih?

Saat pandemi yang melanda diseluruh dunia, yang harus kita utamakan  adalah menjaga nyawa kita dan bertahan hidup. Dua faktor utama ini yang harus kita perjuangkan bersama keluarga, dan memikirkan bagaimana cara bertahan hidup di pandemi covid-19. Karena nyawa taruhannya dan tidak ada jaminan dari siapapun bahwa kita terhindar dari pandemi ini. Saat memikirkan proses menjalani pandemi ini agar dapat bertahan adalah dengan introspeksi pada diri kita dan kembali kepada Allah SWT. Ambilah air wudhu dan laksanakan sholat bersimpuh memohon dan meminta ampun, keselamatan dan kesehatan kepadaNya, karena betapa rapuhnya diri kita dihadapan makhluk kecil bernama virus Corona. Pendemi covid -19 sangat menguras tenaga dan fikiran setiap individu karena untuk menjaga nyawa dan bertahan hidup harus berjuang dengan istiqomah dan tawakkal kepada Allah SWT tiada henti. Ada beberapa cara untuk untuk mempertahankan diantaranya:

  1. Terpenuhinya kebutuhan premier keluarga
  2. Meminimalisir stres dan memberi semangat keluarga.
  3. Menfilter berita atau informasi di medsos.

Keluhan inilah yang perlu kita tuntaskan agar rakyat bisa bertahan hidup. Dan kunci semua ini adalah dengan kesabaran. Di bulan Ramadhan ini kesabaran kita di uji dari berbagai sudut dan pilihan menjalankan puasa atau tidak tergantung akan keimanan yang ada pada diri kita. Karena orang yang berpuasa Ramadhan ini adalah pilihan Allah dan hanya untuk orang – orang yang iman. Dan orang orang yang bersabar dan sholat juga orang-orang pilihan Allah yaitu hanya untuk orang yang beriman saja karena 3 hal inilah pertolongan Allah pasti datang dan pandemi ini insya allah akan berakhir. Puasa, sabar dan sholat ini adalah kunci dari ketaqwaan kita kepada Allah. Dan motivasi kita untuk bertahan hidup selain berusaha melawan pandemi covid 19 ini. Hal ini tidaklah mudah karena perlu proses dan bertahap, ada yang sudah terbiasa menghadapi kondisi ini ada yang belum siap terhadap virus ini. Semua butuh pilihan  dalam mempertahankan keimanan, mempertahankan nyawa untuk lebih siap menghadap kepadaNya, mempertahankan bertahan hidup agar biasa memupuk kebaikan dan bermanfaat terhadap sesama. Mari introspeksi sejauh mana kita melangkah, sejauh mana kita berjuang, sejauhmana kita membangun peradapan dan sejauh mana kita bermanfaat bagi sesama. Semoga kita sehat dan selamat di Pademi covid 19. Aamiin